Lautan di dalam dadamu mengombak kembali
Seperti dulu saat 17 lilin kau tiup
Badai bibirmu bagai merobek hatiku
Yang berangkat tua
Lalu kekosongan menempatkan ku di dalam pantai
Tapi hanya sanksi usai itu baiknya kau meniru matahari tataplah mataku
Biar peluluh hari-hari mengucurkan setia
Kau tinggal diam
Sedang topan begitu menderu
Hingga tak terduga
laut dalam dadamu mengombak kembali
Kini lihatlah
Bukan hanya perahu
Kepala hidup kitapun keram
Kehilangan kompas
Badai bibirmu telah membadaikan perasaan
Dari dadamu yang bernama wanita
Maka diam!
Tinggalah kita dalamdiamnya
No comments:
Post a Comment